KPUD Cetak Ratusan Modul Pendidikan Pemilu
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kudus mencetak sebanyak 600 eksemplar modul pendidikan Pemilu. Modul sebanyak itu disusun untuk kalangan pemilih pemula,kelompok perempuan dan organisasi keagamaan.
Anggota KPUD Kudus Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hubungan Antar Lembaga
Eni Misdayani modul itu penting untuk memberi pemahaman pendidikan pemilu bagi para
pemilih pemula, kelompok perempuan dan organisasi keagamaan.
Diharapkan mereka ikut menyebarluaskan pemahaman berdemokrasi di kelompoknya,
sehingga muncul lebih banyak pemilih yang cerdas dan rasional pada Pemilu Legislatif (Pileg)
9 April mendatang. Tak hanya berisi tentang Pemilu 2014, modul itu juga menjabarkan sejarah
Pemilu di Indonesia dan kudus
“Untuk pemilih pemula yang cenderung kritis, modul ini bisa memberi pemahaman
terkait pemilu seperti informasi bagaimana melihat integritas tokoh yang dicalonkan partai,
track record dan program kerja yang ditawarkan,” katanya.
Khusus pemilih pemula, KPUD bekerjasama dengan guru PKN SMA sederajat
mengadakan kelas Pemilu pada rentang 2013-2014. Para guru nantinya bisa menyelipkan materi
Pemilu saat menyampaikan pelajaran PKN di kalangan siswa.
KPUD Kudus pernah mengusulkan materi Pemilu masuk dalam silabus pendidikan
sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Eni mengatakan, pihaknya sempat berkoordinasi
dengan Kemendiknas dan Kemenag pada tahun 2013 untuk mewujudkan usulannya itu.
“Kedua lembaga tersebut meminta kami langsung membahasnya dengan MGMP
(musyawarah guru mata pelajaran – Red) Pendidikan Kewarganegaraan,” katanya.
Hanya sejauh ini, belum ada tindak lanjut agar materi pendidikan Pemilu dimasukan
dalam silabus mata pelajaran tersebut.
Saat menggelar sosialisasi di sejumlah sekolah, Eni masih mendapati pelajar yang enggan
memilih karena merasa Pemilu hanya untuk kepentingan Partai (caleg). Dalam bentuk kelas
pemilu kita mencoba membuka wawasan pemilih pemula untuk menumbuhkan kesadaran
pentingnya memilih pemimpin melalui pemilu
Dengan adanya pemahaman berdemokrasi, diharapkan pemilih pemula bisa memilih
dengan kesadaran tinggi. Artinya, mereka menentukan pilihannya setelah mencermati visi dan
misi setiap caleg yang maju dalam pemilihan. Memilih dengan kesadaran dan rasional inilah
target sebenarnya dalam pemilu sebagai wujud demokrasi. ()